Maskapai Minta Maaf Usai Penumpang Trauma Duduk di Sebelah Mayat
Maskapai Qatar Airways meminta maaf setelah awak kabin mendudukkan penumpang yang baru saja meninggal di sebelah pasangan suami istri Australia saat dalam penerbanganjarak jauh dari Melbourne.
Mitchell Ring dan Jennifer Colin adalah pasangan asal Australia yang terbang dari Melbourne ketika seorang penumpang lainnya meninggal di tengah penerbangan. Identitas perempuan itu dan penyebab kematiannya belum terungkap.
Ring mengatakan kepada acara TV Australia A Current Affairbahwa awak kabin awalnya ingin memindahkan jenazah penumpang ke kelas bisnis, tetapi kesulitan untuk mengangkut perempuan itu ke lorong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
"Kemudian mereka menempatkan wanita itu di kursi yang saya duduki." Wanita itu ditutupi tetapi situasi itu masih membuat pasangan itu trauma. Mereka sekarang berada di Venesia tetapi berharap mendengar kabar dari maskapai penerbangan: "Mereka memiliki kewajiban untuk menjaga pelanggan dan staf mereka, kami harus dihubungi untuk memastikan, apakah Anda memerlukan dukungan, apakah Anda memerlukan konseling."
Dalam pernyataan kepada Stuff, juru bicara Qatar Airways mengatakan: "Pertama dan terutama, pikiran kami tertuju pada keluarga penumpang yang meninggal dunia dalam penerbangan kami.
"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan atau tekanan yang mungkin ditimbulkan oleh insiden ini, dan sedang dalam proses menghubungi penumpang sesuai dengan kebijakan dan prosedur kami."
[Gambas:Instagram]
Pasangan itu telah memesan tiket melalui Qantas dan maskapai Australia itu juga mengatakan akan menghubungi mereka. "Ms Colin memesan tiket melalui Qantas dan bepergian dengan Qatar Airways, sesama maskapai Oneworld Alliance," kata juru bicara kepada A Current Affair.
"Proses penanganan insiden di dalam pesawat seperti ini dikelola oleh maskapai yang mengoperasikannya, yang dalam kasus ini adalah Qatar Airways," lanjutnya.
Sangat jarang seorang penumpang meninggal di tengah penerbangan. Maskapai menangani situasi ini secara berbeda, tetapi sebagian besar akan mencoba mencari baris kosong untuk menempatkan orang tersebut. Asosiasi Transportasi Udara Internasional memiliki pedoman tentang situasi ini.
"Pindahkan orang tersebut ke kursi, jika tersedia, kursi dengan sedikit penumpang lain di dekatnya. Jika pesawat penuh, kembalikan orang tersebut ke kursinya sendiri, atau atas kebijakan kru, ke area lain yang tidak menghalangi lorong atau pintu keluar. Berhati-hatilah saat memindahkan orang tersebut dan waspadai kesulitan situasi tersebut bagi rekan dan yang melihatnya," bunyi pedoman tentang situasi ada penumpang meninggal di pesawat.
Singapore Airlines pernah memasang "lemari mayat" di armada Airbus A340-500-nya untuk berjaga-jaga jika terjadi kematian di tengah penerbangan, tetapi kabarnya tidak pernah diperlukan. Model pesawat khusus itu tidak lagi digunakan oleh maskapai tersebut.
Sebuah studi oleh New England Journal of Medicinemeneliti 11.920 keadaan darurat medis dalam penerbangan dari 1 Januari 2008 hingga 31 Oktober 2010 pada lima maskapai penerbangan domestik dan internasional AS.
Dalam studi itu, ditemukan bahwa hanya 0,3% dari kasus tersebut yang mengakibatkan kematian. Penelitian menunjukkan ada satu keadaan darurat medis dalam penerbangan per 604 penerbangan.
(wiw)相关文章:
- Dokter Tetap Anjurkan Vaksin Mpox Meski Sudah Dapat Vaksin Cacar
- Investor Jangan Lewatkan! Emiten Boba King akan Sebar Dividen Tunai Rp5,7 Miliar
- Konsumsi 5 Makanan Ini di Pagi Hari buat Turunkan Kecemasan
- Investor Waspada! BEI Pantau Gerak
- Pemerintah Bakal Bangun PLTN 500 MW, Siapa yang Garap?
- Ramai Fenomena Childfree, Menteri Wihaji: Tetap Hormati Pilihan Itu
- 7 Makanan Enak yang Bisa Rusak Tulang, Hati
- Syarat Pendaftaran SMA Taruna Nusantara 2025 Jalur Beasiswa, Calon Siswa Wajib Tahu!
- BYD Resmi Luncurkan Seal 06 EV
- 2025美国艺术学校申请条件详解
相关推荐:
- FOTO: Popularitas Boba di Negeri Tirai Bambu
- Pengunjung Kecipratan Kotoran Orca Saat Nonton Atraksi di SeaWorld
- Jaksa Agung dan Menteri Imipas Bertemu, Bahas Rencana Transfer of Prisoner Sejumlah WNA
- Maskapai Penerbangan Tolak Penumpang Yahudi, Didenda Rp102 Miliar
- Intip Masa Kerja Anggota KPPS Pilkada 2024 yang Perlu Diketahui, Bisakah Diperpanjang?
- Selancar di Kepulauan Mentawai, Turis Italia Tewas Tertusuk Ikan Todak
- Ditunjuk Jadi Menteri PPPA, Siapa Arifatul Choiri Fauzi?
- Partai Gerindra Terbuka Jika Jokowi Ingin Gabung, Muzani Sebut Kehormatan yang Amat Besar
- Hadiri Sertijab Menteri Pertahanan, Mahfud MD Kagum dengan Sosok Sjafrie Sjamsoeddin
- Bag Charm, Tren Gantungan Tas yang Nyontek Gaya Jane Birkin
- Budi Arie Siap Diperiksa terkait Judi Online di Komdigi, Kenal dengan Belasan Mantan Pegawainya
- Terindikasi Fasilitasi Judi Online, Menkominfo Budi Arie Beri Teguran Keras Kepada 5 E
- Peparnas 2024 di Solo, Bukti Pemerintah Mewujudkan Hak
- Perang Dagang AS
- Penerapan Tarif Trump Diprediksi Menampar Pertumbuhan Ekonomi AS Jadi Anjlok
- OECD: Inflasi di AS Akan Melonjak 3,9 Persen, Jelas Yang Menanggung Rakyat
- Kunjungi Pabriknya di Cikarang, Kemenperin Apresiasi Komitmen Samsung untuk Penuhi TKDN
- Dolar AS Loyo, Rupiah Tipis Naik! Trump Digoyang Tarif, Pasar Cemas Data Ketenagakerjaan
- Dewan Etik Persepi Sanksi Poltracking Buntut Perbedaan Hasil Survei Pilgub Jakarta 2024
- Trump Sebut Xi 'Sangat Sulit Ditembus', Gencatan Dagang AS